PALOPO — Sejumlah pedagang Pusat Niaga Palopo (PNP) mendatangi kantor walikota Selasa (7/4/2020).
Kedatangan pedagang mayoritas penjual pakaian itu terkait penutupan pasar sebagian berdasarkan surat edaran walikota.
Sayangnya saat tiba, para pedagang tidak sempat bertemu walikota karena sedang video conference dengan gubernur Sulsel. Hanya dua perwakilan pedagang yang diminta menemui Asisten I, Burhan Nurdin, Kadis Perdagangan, Zulkifli dan Kepala Bapenda, Abdul Waris.
“Sudah 6 hari kita dilarang berjualan, tidak ada kejelasan sampai kapan tutup. Sementara kita juga mau makan, ini urusan perut,” kata Muh Safaruddin di ruang kerja Asisten I.
Sebenarnya dia mengapresiasi langkah pemkot mencegah virus corona. Hanya saja kata Safaruddin, surat edaran walikota Palopo mestinya ditegakkan dengan baik dan berlaku adil.
“Yang dibolehkan menjual hanya penjual sembako, di sana banyak pengunjung kumpul. Apakah ada jaminan tidak ada virus. Sementara kita juga ini menunggu pengunjung, syukur kalau ada pembeli satu orang sehari,” katanya.
“Sementara yang diluar pasar, di sekitaran PNP, Jl Andi Djemma hingga Jensud tetap buka. Ini tidak adil,” tambahnya.
Rekan Safaruddin, Muh Badawi meminta kepada pemkot agar mencarikan solusi. Paling tidak kata Badawi jam operasional pedagang dikurangi.
“Pedagang dalam pasar ini 90 persen punya kredit, tapi itu kita sampingkan dulu. Kita ini mau menjual untuk perut saja,” katanya.
Menanggapi hal itu, Burhan Nurdin menyampaikan terimakasih atas aspirasi yang disuarakan.
“Ini akan kita sampaikan ke pak wali dulu, nanti dicarikan solusi,” kata Burhan. (asm)