BULUKUMBA — Kapal Pesiar Coral Adventure berbendera Australia yang memuat puluhan turis asing, akan berlabuh di Tana Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, pada Rabu (11/03/2020) mendatang.
Sesuai jadwal, turis dari berbagai negara itu akan mengunjungi lokasi pembuatan perahu Phinisi selama kurang lebih 4 jam.
Namun, rencana tersebut mendapat penolakan dari sejumlah organisasi pemuda di Kecamatan Bonto Bahari. Organisasi yang menolak itu antara lain Majelis Pemuda Indonesia Bontobahahari, Ketua Kolektif AGRA Bontobahari, KNPI Kecamatan Bontobahari serta tokoh agama Desa Tanah Lemo.
Dalam pernyataan sikapnya Minggu (08/03/2020), KNPI Kecamatan Bontobahari yang diwakili Edi Aswar mengungkapkan, alasan utama penolakan mereka sebagai upaya antisipasi menyebarnya Virus Corona yang kini tengah mewabah di Indonesia.
Apalagi, alat pendeteksi Virus Corona yang dimiliki kemungkinan besar belum bisa digunakan untuk mendeteksi turis di Kapal Coral Adventure tersebut. Faktanya, sudah dua warga Indonesia yang terjangkit Virus Corona.
Kehawatiran lainnya lanjut Edi, warga Bontobahari tak ingin terkena dampak setelah kedatangan kapal tersebut. ” Bisa saja, setelah kapal tersebut datang ada warga yang terkena Flu akan dijauhi oleh warga lainnya karena dituding terinfeksi Corona,” ujarnya.
Atas berbagai pertimbangan itu, Edi meminta kepada Pemkab Bulukumba untuk menolak kedatangan kapal itu seperti di daerah lainnya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, terkait kedatangan kapal pesiar Coral Adventure ini, Pemkab Bulukumba akan menggelar rapat koordinasi pada Senin (09/03/2020) besok untuk membahas apakah menerima atau menolak.
Sebelumnya kapal tersebut berencana untuk sandar di Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo. Tujuan utamanya ke Toraja. Hanya saja, setelah mendapat penolakan dari warga Walikota Palopo, HM Judas Amir memutuskan untuk menunda. Alasannya, untuk mengantisipasi Virus Corona. Selain di Palopo, kapal itu juga ditolak di Pulau Alor dan lembata.
Dikutip dari Radarselatan.co.id, Kepala Bidang P2P Dinkes Bulukumba, Handayani mengatakan masih menunggu keputusan Pemerintah Daerah. Pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan.
Provinsi sudah mengeluarkan rekomendasi penundaan kunjungan sebagai langkah preventif. “Kami sudah konsultasi dan hasil konsultasi ini akan kami sampaikan di rapat rutin Senin 9 Maret,” kata Handayani. (adn)