KUTIM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memperkuat program eliminasi malaria sebagai bagian dari upaya mencapai target bebas malaria di tingkat daerah dan nasional pada tahun 2027.
Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal, menyebut bahwa malaria merupakan salah satu penyakit prioritas di Kutim yang masih menjadi tantangan di beberapa wilayah, terutama di daerah pesisir yang termasuk endemis tinggi.
“Kami berkomitmen untuk menekan angka kasus malaria hingga mencapai nol. Target ini bukan hanya untuk tingkat daerah, tapi juga nasional yang dicanangkan hingga 2027,” jelas Bahrani, Rabu (06/11/2024).
Meskipun secara keseluruhan Kutai Timur dikategorikan sebagai daerah dengan endemis rendah, masih terdapat kecamatan dengan tingkat endemis tinggi seperti Sandaran, Sangkulirang, dan Karangan, yang kerap mencatat kasus malaria.
Kawasan-kawasan ini didominasi oleh wilayah pesisir yang rentan terhadap penularan penyakit tersebut.
Dari sisi epidemiologi, Bahrani menjelaskan bahwa kasus malaria di Kutim lebih sering terjadi secara sporadis dan berhubungan dengan aktivitas masyarakat yang memiliki kontak langsung dengan area hutan.
“Secara epidemiologi, malaria di Kutim menyerang individu yang sering melakukan aktivitas di hutan, terutama pada malam hari saat nyamuk malaria aktif,” ucapnya.
Untuk mencegah penyebaran malaria, Dinkes Kutim mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan seperti menghindari gigitan nyamuk, menjaga kebersihan lingkungan, mengonsumsi obat profilaksis, menerapkan pola hidup sehat, dan menghindari aktivitas di hutan pada malam hari.
Dinkes Kutim berharap dengan upaya pengendalian dan pencegahan yang intensif, target eliminasi malaria di Kutai Timur pada 2027 dapat tercapai, membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat serta mendukung pencapaian target nasional. (adv)