KUTIM – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim), melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), menggagas program untuk menjadikan Kawasan Polder sebagai pusat pertunjukan seni dan budaya setiap malam pada tahun 2025 mendatang.
Program ini bertujuan tidak hanya memberikan ruang ekspresi bagi seniman, budayawan, dan paguyuban lokal, namun juga meningkatkan daya tarik seni budaya sebagai salah satu potensi ekonomi kreatif di Kutim.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutai Timur, Padliansyah, menjelaskan bahwa inisiatif ini diambil karena banyaknya seniman dan kelompok budaya di Kutim yang selama ini berlatih tanpa memiliki panggung khusus untuk menampilkan karya mereka.
“Kami menyadari, para seniman, budayawan, dan paguyuban selama ini hanya berlatih, tanpa memiliki wadah nyata untuk mempersembahkan hasil latihan mereka. Di sinilah kami hadir memberikan kesempatan itu,” ujar Padliansyah, Minggu (3/11/2024).
Guna menyukseskan rencana ini, Disdikbud Kutim akan bekerja sama dengan berbagai lembaga seni dan budaya, termasuk sekolah-sekolah dan paguyuban.
“Rencana ini juga merupakan amanah dari Bupati untuk mendukung pengembangan budaya di Kutim. Kami akan bekerjasama dengan dewan kesenian, pihak sekolah, dan berbagai lembaga lainnya agar acara ini dapat berjalan rutin,” kata Padliansyah.
Tak hanya soal seni dan budaya, Disdikbud juga akan menggandeng UMKM di Kutim sebagai bagian dari program ini.
Diharapkan kolaborasi dengan UMKM dapat memberikan dampak ekonomi langsung bagi para pelaku usaha lokal yang bisa memanfaatkan keramaian acara budaya ini untuk mempromosikan produk mereka.
“Dengan hadirnya UMKM, acara budaya ini juga bisa sekaligus menjadi pusat ekonomi kreatif bagi Kutai Timur,” ujarnya.
Rencana ini ditargetkan untuk terealisasi pada tahun 2025 mendatang. Kawasan Polder yang semula dikenal sebagai tempat bersantai dan berekreasi diharapkan dapat berubah menjadi pusat pentas budaya yang hidup setiap malam, di mana masyarakat dapat menikmati suguhan seni sekaligus mendukung ekonomi kreatif.
Dengan adanya program ini, Disdikbud Kutim berharap dapat menghidupkan ekosistem seni di Kutai Timur secara berkelanjutan, memberdayakan komunitas lokal, dan memperkenalkan budaya Kutai Timur ke masyarakat yang lebih luas. (adv)