JMKMI : HKN Jangan Hanya Seremonial

MAKASSAR — Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-55, tepat tanggal 12 November 2019 berfokus pada tema Generasi Sehat Indonesia Unggul.

Ini menunjukkan bahwa tugas dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan kesehatan dalam hal ini, Menteri Kesehatan RI, mendapat tugas Sangat besar untuk menciptakan inovasi dan terobosan baru dalam menuntaskan persoalan pembangunan sektor kesehatan serta meningkatkan Sumber daya Manusia yang sehat dan produktif.

Bacaan Lainnya

Karena perlu diketahui bahwa beberapa permasalahan kesehatan saat ini yang masih membayangi Indonesia.

Diantaranya angka kematian ibu saat melahirkan, angka stunting dan tingginya jumlah penderita penyakit menular maupun tidak menular. Dan tenaga kesehatan masyarakat yang memiliki kapasitas dan tanggung jawab dalam menyelesaikan masalah tersebut, sebelumnya telah dipersulit karena adanya Uji Kompetensi untuk Sarjana Kesehatan Masyarakat yang tidak memiliki landasan hukum.

Permasalahan kesehatan saat ini, kata Adi Putra Pratama harus segera dituntaskan jika ingin kualitas hidup masyarakat meningkat dan menteri kesehatan harus mampu menindak tegas pelaku Uji Kompetensi ilegal yaitu IAKMI dan AIPTKMI.

“HKN ke-55 ini merupakan sejarah dan langkah baru untuk MENKES lebih meningkatkan capaian pembangunan sektor kesehatan sebelumnya. Jangan hanya sekedar memperingati tetapi ini sebuah momentum untuk mengukuhkan kembali komitmen untuk menyadarkan masyarakat agar berperilaku hidup sehat Sebagai upaya dalam menuntaskan beberapa permasalahan kesehatan dinegeri tercinta ini,” ujar Bendahara Jaringan Muda Kesehatan Masyarakat Indonesia JMKMI itu.

Sebagai upaya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan tersebut, ini yang menjadi titik fokus dan tugas Besar Menteri Kesehatan :

Pertama komitmen terhadap usaha promotif dan preventif. Tidak sebatas slogan, seharusnya puskesmas sebagai garda terdepan layanan kesehatan mengerahkan seluruh potensinya untuk mengintervensi keluarga di Indonesia dalam melakukan pencegahan penyakit, hal ini tentunya mudah dilakukan jika memaksimalkan penyerapan tenaga kerja dari sarjana kesehatan masyarakat.

Kedua, meningkatakan sarana dan prasarana kesehatan di pelosok-pelosok Negeri yang belum terpenuhi.

Ketiga, melalui pendekatan keluarga Buat Seluruh Element tenaga kesehatan kiranya menjemput bola untuk mengedukasi masyarakat pentingnya hidup sehat dan menemukan masyarakat yang memiliki penyakit tertentu untuk diperiksa sesegera mungkin.

Sebagai penutup, ujar adi, Kementerian Kesehatan saat ini diharapkan melakukan perubahan pendekatan dalam pembangunan kesehatan Yang semula sebagai regulator menjadi penggerak partisipatif. Upaya ini bisa menjadi kolaborasi berbagai elemen sektor kesehatan untuk memecahkan masalah pembangunan kesehatan di negeri ini.

Jaringan Muda Kesehatan Masyarakat Indonesia, akan selalu turut mengawal kebijakan menteri kesehatan dan persoalan kesehatan, yang tak kunjung selesai. (*)











Pos terkait