KUTIM – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mencatat lonjakan signifikan kasus gondongan di kalangan anak-anak selama paruh kedua 2024.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur melaporkan 340 kasus gondongan antara Juli hingga September, dengan peningkatan terbesar terjadi pada September, mencapai 233 kasus.
Penyakit yang disebabkan virus ini menyebar cepat, terutama di antara anak-anak tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang memiliki daya tahan tubuh lebih rendah.
Kepala Dinas Kesehatan Kutim, dr. Bahrani, menjelaskan bahwa kasus ini masih terus bertambah hingga Oktober dengan 147 kasus baru.
“Gondongan mencapai puncaknya di September, dan hingga Oktober kasus masih tinggi. Penyebaran utamanya melalui droplet atau air liur, sehingga anak-anak yang terjangkit sangat berisiko menularkan ke lingkungan sekitar,” ujarnya, didampingi Mariani Karim, Pemegang Program Surveilans.
Dalam upaya mencegah penyebaran, Dinkes Kutim bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kutai Timur untuk meminta siswa yang terkena gondongan melakukan isolasi mandiri hingga dinyatakan sembuh.
“Anak-anak yang terinfeksi disarankan tetap di rumah untuk mencegah penyebaran di sekolah,” tambah Bahrani.
Dinkes Kutim juga meningkatkan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan diri sebagai pencegahan, termasuk pemakaian masker dan cuci tangan rutin.
Gejala gondongan meliputi demam, pembengkakan di sekitar kelenjar parotis, serta sakit tenggorokan, dan warga yang merasakan gejala tersebut dianjurkan segera melakukan pemeriksaan.
Peningkatan kasus ini menunjukkan perlunya penguatan langkah pencegahan, khususnya di sekolah dan lingkungan tempat anak-anak berinteraksi, untuk menekan penyebaran gondongan di Kutai Timur. (adv)