KUTIM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) bakal melakukan integrasi pelayanan kesehatan melalui Puskesmas Pembantu (Pusban) di seluruh wilayah kabupaten.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam mendata dan menangani keluhan kesehatan masyarakat di setiap desa.
Kepala Dinas Kesehatan Kutim, dr Bahrani Hasanal, menjelaskan melalui integrasi ini, Pusban akan mendata seluruh keluhan kesehatan masyarakat secara real-time dan langsung terhubung dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Nantinya semua Pusban akan mencatat keluhan setiap desa, jadi sudah tidak perlu kita lakukan pendataan satu per satu,” kata dr Bahrani.
Sistem baru ini memungkinkan setiap keluhan kesehatan yang terdata di Pusban langsung mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Berdasarkan data tersebut, Kemenkes akan mengirimkan dokter spesialis yang sesuai dengan mayoritas keluhan di desa tertentu.
“Dari data tersebut, pusat akan langsung mengirimkan dokter spesialis yang sesuai dengan mayoritas keluhan di desa, sehingga penanganannya lebih cepat dan efektif,” ujarnya.
Selain itu, setiap Pusban akan mendapatkan tambahan tenaga kesehatan (nakes) guna memenuhi kebutuhan pelayanan yang meningkat.
Menurut Bahrani, penambahan ini sangat penting karena integrasi pelayanan akan membuat Pusban lebih sibuk dan membutuhkan lebih banyak tenaga untuk melayani masyarakat dengan optimal.
“Pusban akan lebih banyak kegiatan, jadi kita harus menambah minimal dua nakes per Pusban agar layanan bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.
Bahrani juga menegaskan program integrasi ini telah berjalan di kabupaten dan kota besar lainnya, sehingga Dinkes Kutim ingin menyelaraskan diri agar tidak tertinggal.
“Kita harus menselaraskan semua program yang ada karena di luar Kutim program ini sudah berjalan, jadi kita jangan sampai ketinggalan,” pungkasnya. (adv)