KUTIM – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman menghadiri pembukaan Kursus dan Pelatihan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha. Kegiatan yang digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim itu berlangsung di Sangatta, Rabu (29/5/2024).
Dalam kegiatan itu dirangkaikan juga launching video klip paduan suara Cap Jempol. Selain itu ada pula penyerahan sertifikat KHI, sosialisasi implementasi program pendidikan nonformal tahun anggaran 2024.
Pada kesempatan itu, Bupati Kutim kegiatan yang dilaksanakan Disdikbud Kutim ini merupakan upaya untuk meningkatkan usaha mandiri. Untuk itu, kegiatan seperti perlu didukung penuh Pemerintah dan masyarakat.
Tak hanya itu, Ardiansyah Sulaiman juga menjelaskan, salah satu lagi alasan kegiatan serupa harus diberikan dukungan penuh. Menurut Ardiansyah pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kutai Timur.
“Ini upaya menumbuhkembangkan usahanya secara mandiri, apakah nanti dengan membentuk UMKM dan lain-lain. Dan Ini salah satu bentuk daripada upaya pengembangan atau peningkatan ekonomi kerakyatan kita di Kabupaten Kutai Timur,” ujar Ardiansyah.
Pada kesempatan itu pula, pria berkacamata itu mengapresiasi upaya Disdikbud Kutim dalam peningkatan literasi. Menurutnya, peningkatan literasi sangat penting untuk meningkatkan minat baca, utamanya bagi anak-anak.
“Saya berterima kasih karena kebetulan agenda ini merupakan program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait pendidikan nonformal. Di sinilah berbagai macam pelatihan dilakukan,” katanya.
“Dan ini sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu. Nahh ini yang terbanyak pesertanya, 600-an orang,” lanjutnya.
Ardiansyah berharap, kegiatan peningkatan kecakapan wirausaha ini dapat dimaksimalkan. Dengan begitu, sektor UMKM di Kutim makin meningkat.
“Semoga saja ini menjadi ikon dalam rangka kita meningkatkan ekonomi kreatif kita di Kutai Timur. Karena ini sudah berlangsung lama jadi sudah berjalan dengan baik,” ucapnya.
“Bahkan mereka telah diberikan bantuan alat-alat untuk mereka bekerja sendiri. Alhamdulillah selama ini berjalan dengan baik,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Mulyono mengatakan kegiatan yang mereka gelar merupakan upaya pihaknya dalam meningkatkan minat baca di Kutai Timur. Untuk itu, pihaknya telah meluncurkan ‘cara pelayanan jemput bola’ atau Cap Jempol.
Mulyono mengaku Disdikbud Kutim selalu melakukan pendataan untuk generasi Kutim yang saat ini tidak berproses di bangku sekolah formal. Nantinya, mereka akan diberi pelatihan dan diarahkan melalui sekolah nonformal.
“Ohh luar biasa (kita sudah melakukan banyak upaya ini-red). Kita ada Cap Jempol. Kita juga masuk ke pesantren-pesantren, juga bersama dengan PKK melalui dasawisma-nya untuk mendata anak-anak kita yang belum mendapatkan pendidikan secara formal,” terangnya.
Dengan segala upaya yang Disdikbud Kutim lakukan, Mulyono berharap sektor pendidikan di Kutai Timur dapat meningkat serta membawa manfaat bagi masyarakat Kutai Timur. (adv)