KUTIM – Anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), dr Novel Tyty Paemboman menilai pertumbuhan ekonomi dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor itu antara lain ketersediaan anggaran, tingkat inflasi tapi yang utama menurutnya adalah keuangan daerah.
“Keuangan yang dapat meningkatkan dengan baik dan tepat sasaran serta betul-betul menggeliatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, sehingga kelihatanlah yang disebut pertumbuhan ekonomi dalam skala makro,” kata dr Novel Tyty Paemboman.
“Hasilnya akan memperlihatkan tingkat daya beli masyarakat, kemudian terlihat juga aktivitas ekonomi yang cukup menggeliat,” sambungnya.
Sementara itu, dirinya juga menyinggung investasi yang ada di Kutai Timur. Menurut Politisi Partai Gerindra, investor bakal masuk ke Kutai Timur bila melihat peluang bisnis di daerah tersebut.
Namun, itu saja tidak cukup. Diperlukan juga jaminan keamanan dan kemudahan dalam memberikan izin kepada para investor dalam membuka usaha.
“Investor akan datang karena ada sesuatu yang menjanjikan dia bisa kerjakan dan dia bisa mendapatkan keuntungan dari situ. Tapi investor akan datang apabila keamanan, serta persyaratan untuk berinvestasi dipermudah atau perizinan dalam berusaha itu dipercepat,” katanya.
Meski demikian, investor yang datang bukanlah untuk menguntungkan dirinya saja. Mereka harus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan daerah.
“Ini berbicara tentang bisnis, sudah tentu akan berbicara tentang keuntungan. Di balik itu, mereka akan berpikir, selain berinvestasi, mereka juga memberikan dampak kepada daerah, seperti dari sisi tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Bukan cuma itu saja, Pemerintah juga diminta untuk menyiapkan para anak muda untuk ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi. Mereka bisa diajak menjadi enterpreneur muda di bidang yang mereka kuasai.
“Kemudian, bagaimana pemerintah mengajak SDM Kutai Timur ambil bagian dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus memberikan pemahaman dan pengalaman kepada anak muda agar dapat menjadi enterpreneur baru,” urainya.
“Saya pernah lihat petani muda di Indramayu. Mungkin bagi orang lain apa yang dia lakukan hal yang biasa, tapi saat dilihat hasilnya, sungguh luar biasa,” sambungnya.
Dia juga menambahkan Pemerintah bertanggung jawab dalam membangkitkan anak muda menjadi pebisnis. Menurutnya, mereka harus dibekali bagaimana menjadi enterpreneur di bidang yang mereka kuasai.
“Kalau saya bagi, Kutai Timur tidak bergantung pada pertambangan dan sawit saja, tapi hal-hal lain seperti UMKM, dan usaha kerakyatan lain. Banyak lahan-lahan yang bisa kita manfaatkan, bisa sayur mayur jangka pendek maupun panjang, bisa buah-buahan,” tandasnya. (adv)