KUTIM – Anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim) Alfian Aswad menilai event yang dilaksanakan di Kutim memberikan dampak positif bagi UMKM.
Pasalnya, setiap event yang dilaksanakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kutim selalu melibatkan UMKM. Selain untuk kemeriahan kegiatan, hal itu juga untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan.
“Event-event yang melibatkan UMKM sangat efektif dalam menumbuhkan UMKM. Karena arahnya semua ke UMKM. Event ini juga sekalian promosi bagi mereka,” kata Alfian Aswad.
“Hal itupun merupakan kegiatan positif. Dengan banyak kegiatan yang melibatkan UMKM, menandakan perekonomian masyarakat tumbuh,” sambungnya.
Untuk itu, dia heran dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan angka kemiskinan di Kutim. Sebab menurutnya, kemiskinan bisa dikatakan tidak ada.
“Mereka menilainya dari mana. Bahkan menurut saya, orang miskin di Kutim hampir tidak ada,” ujarnya.
“Kami juga tidak tahu pemikiran mereka bagaimana, padahal di Kutim, tidak ada orang yang tidur di jalan,” sambungnya.
Dia menambahkan, hal yang paling mengherankan baginya adalah adanya kemiskinan ekstrem di Kutim. Hal itu pun dibantah Alfian Aswad.
Politisi Partai Demokrat itu menegaskan, masyarakat Kutai Timur tak ada yang masuk ke dalam kategori kemiskinan ekstrem. Sebab menurutnya, hampir semua masyarakat Kutim mampu memenuhi kebutuhan mereka.
“Yang namanya miskin ekstrim itu tidak punya sandang, pangan, dan papan. Itu baru kategori miskin. Makanya, BPS menilainya darimana. Yang menilai ini yang salah menurut saya,” imbuhnya.
Diketahui, menurut BPS, angka kemiskinan di Kutai Timur pada tahun 2023 mencapai 37,04 persen. Angka ini sedikit mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya 36,84 persen. (adv)