Lutra- Ditengah situasi politik yang memanas, Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga suasana kondusif agar menyampaikan aspirasi masyarakat dengan cara damai, Senin (01/09/2025).
“Luwu Utara harus jadi contoh baik bagi seluruh anak bangsa di Indonesia. Dengan duduk bersama, kita dapat membicarakannya dengan baik,” kata Bupati Lutra, Andi Abdullah Rahim saat menemui beberapa perwakilan dari tokoh masyarakat, mahasiswa, dan pihak kepolisian.
Harapannya, lanjut Bupati Lutra segenap elemen masyarakat dapat menyikapi situasi instabilitas politik dan sosial yang saat ini berkembang secara arif dan bijaksana.
“Saya tidak ingin melihat sesama warga Luwu Utara saling merusak dan saling mencederai. Saya juga tidak ingin kejadian di Jakarta dan Makassar terjadi di Luwu Utara,” ucapnya.
“Kita ini satu keluarga besar yang tidak ingin saling mencederai satu sama lain, serta tidak ingin saling dirugikan dengan situasi politik yang berkembang saat ini di negara kita, Indonesia. Untuk itu, kita semua harus bisa menjadi bagian yang menginginkan situasi bangsa yang lebih kondusif, tentunya situasi yang kondusif ini kita awali dari Kabupaten Luwu Utara,” harap Andi Rahim.
Selain itu, Bupati Lutra juga mengajak segenap elemen masyarakat untuk mengumandangkan perdamaian dan menyampaikan kepada siapa pun di seluruh Indonesia.
“Mari bersama-sama kumandangkan perdaiaman untuk semuanya. Agar seluruh Indonesia melihat bahwa kondusifitas serta perdamaian itu datang dari ‘Bumi La Maranginang’, Kabupaten Luwu Utara. Sekali lagi, masi kita jaga kondusifitas negara kita tercinta ini, jangan terpancing dengan isu-isu provokatif yang berkembang,” tuturnya.
Kaban Kesbangpol, Abdul Hakim Bukara, yang saat itu mendampingi Bupati Lutra mengatakan, pertemuan antara massa dan legislator berkat inisiatif Bupati agar semua pihak dapat menemui langsung massa pendemo.
“Pak Bupati yang menginisiasi agar semuanya, termasuk DPRD, dapat menerima peserta aksi unjuk rasa usai demonstrasi di gedung DPRD,” ungkap Hakim.
Pertemuan yang dilaksanakan pada Sabtu (30/08) malam itu mengahasilkan kesepakatan penelokan atas kenaikan tunjangan DPR, serta menolak arogansi yang merendahkan martabat rakyat yang dilakukan oleh oknum anggota DPR RI. (*)
