PALOPO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Palopo mengikuti pelatihan Indian Ocean Wave Exercise 2020 (IOWave20) sebagai upaya mitigasi bencana. Pelatihan tersebut digelar oleh Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Selasa (6/10/2020).
Kepala BPBD Palopo Anthonius Dengen mengatakan, pihaknya mengikuti pelatihan tersebut secara online melalui aplikasi zoom. “Semua daerah yang memiliki sistem penerima peringatan atau Warning Receiver System (WRS) mengikuti pelatihan ini,” kata Anthonius usai mengikuti pelatihan bersama bawahannya di kantor BPBD Palopo.
Pelatihan ini, lanjut Anthonius penting untuk diikuti sebagai langkah antisipasi jika terjadi bencana, salah satunya tsunami. “Ini juga sekaligus menguji kesiapan stakeholder dalam peneriman informasi melalui WRSNG yang sudah dipasang di kantor BPBD Palopo,”jelasnya.
Dilansir dari ANTARA, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menjelaskan kegiatan pelatihan itu telah berlangsung setiap dua tahun sekali, bahkan telah disiapkan sejak 2019, dan tidak berkaitan dengan penemuan hasil riset ITB tentang tsunami di pulau Jawa.
“Jadi, kalau ini tidak ada kaitannya dengan riset ITB. Sebenarnya kita sudah menyiapkan jauh hari sejak 2019. Kita sudah menyiapkan bahwa nanti di Selatan Jawa aka nada skenario gempa yang magnitudonya 9,1. Itu sudah kita siapkan jauh hari,” kata Rahmat menanggapi hasil riset Insitut Teknologi Bandung (ITB) mengenai potensi tsunami 20 meter di selatan pulau Jawa.
Adapun kegiatan pelatihan simulasi dini tersebut diikuti oleh 24 negara di Samudera Hindia, termasuk Indonesia di tingkat nasional terdiri dari lembaga, pihak bandara, maupun media, serta 25 provinsi dari daerah Kab/Kota yang terdampak. Tujuan pelatihan yakni menguji rantai peringatan dini tsunami pada masa pandemi terkait Uji SOP, keterlibatan para pihak, tautan komunikasi di daerah terkait Operator 24/7 termasuk kelengkapan alat komunikasi. (asm)