TORAJA — Paduan suara asal Palopo, Sulawesi Selatan yakni Palopo Children Choir melaju ke babak grand Prix atau final kompetisi paduan suara bertajuk 2nd Toraja Highland International Choir Festival (THICF) 2023 yang dipusatkan di Tana Toraja.
Kompetisi ini diikuti 800 peserta yang terdiri dari 16 tim yang berasal dari 6 Provinsi di Indonesia, yakni Papua, Maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, serta Sulawesi Selatan.
2nd THICF digelar selama tiga hari, 5-7 September di gedung Tammuan Mali’ Makale, Tana Toraja. Ada enam kategori yang dilombakan yakni, Children Choir, Mixed Choir, Musica Sacra. Kemudian Traditional Spritual, Vocal Group, Folklore.
Palopo yang di pimpin langsung ibu pelatih Emi Ibrahim berlomba di kategori Children Choir berhasil masuk 8 besar atau grand prix yang akan digelar Kamis (7/9/2023).
Hal itu dibenarkan oleh Ketua Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) Kota Palopo, David Somalinggi.
“Selamat Palopo Children Choir masuk babak final. Terus semangat dan semoga besok bisa tampil lebih maksimal dan meraih juara,” kata David Somalinggi.
David yang juga Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Palopo menambahkan bahwa ini pertama kalinya Palopo Children Choir berkompetisi di tingkat internasional.
Sebelumnya, THICF dibuka oleh Ketua DPRD Tana Toraja, Welem Sambolangi.
Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Welem Sambolangi mengapresiasi penyelenggaraan event sebagai salah satu bagian dari promosi dan meningkatkan kunjungan wisata ke Toraja.
“Puji syukur THICF kedua ini diikuti sebanyak kurang lebih 800 penyanyi,” ujar Presiden Director THICF Aris Michael saat sambutan pada open ceremony THICF, Selasa (5/9) sore. Menurutnya, banyak orang yang niat berkunjung ke Toraja tapi tak punya tujuan
“Nah, THICF ini digelar untuk meningkatkan kunjungan ke Toraja. Mengajak orang datang untuk berkompetisi,” jelasnya.
Diketahui, juara masing-masing kategori ini nantinya akan bertanding di babak grand prix yang berhadiah Rp 50 juta.
Kompetisi paduan suara THICF menggunakan sistim standar international. Tak heran, dewan juri yang dihadirkan pun berkelas dengan rekam jejak prestisius.
Dari lima dewan juri, dua diantaranya berasal negara Belgia dan Jepang, sementara tiga lainnya dari Bandung, Malang dan Medan. (*)