ASN di Lutra Diminta Tidak Ragu Divaksin Covid-19

LUTRA – Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara, melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, terus berupaya mencapai target vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang menyasar para pelayan publik (TNI, Polri dan ASN). Di mana pada Vaksinasi Tahap Kedua ini ada 1.800 target atau sasaran yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Luwu Utara.

Pelaksanaan vaksinasi tahap kedua sudah dimulai pada 3 Maret 2021 lalu, Wakil Bupati Suaib Mansur menjadi penerima suntikan pertama vaksin Covid-19, kemudian diikuti para ASN, TNI dan Polri, termasuk para Anggota DPRD, Pedagang, dan pekerja media. Vaksinasi tahap kedua dosis pertama sudah berjalan lima hari, tapi persentase cakupan masih rendah, yakni 23,89 dari target sasaran 1.800.

Bacaan Lainnya

Artinya, baru ada 430 orang yang sudah divaksin. Angka ini jauh dari kata ideal. Mengingat pelaksanaan vaksinasi tahap kedua dosis pertama ditarget selesai medio Maret ini, antara 15 – 20 Maret 2021 mendatang. Jubir Satgas Covid-19, Komang Krisna, menyebutkan sampai hari Sabtu 6 Maret kemarin, jumlah terbanyak yang divaksin adalah TNI dan Polri. Sementara ASN, banyak yang masih ragu untuk divaksin.

“Sejauh ini aparat TNI dan Polri paling banyak, sementara ASN kita masih banyak yang belum mau. Untuk itu, kami berharap semua Kepala Perangkat Daerah untuk mengoordinasi ASN-nya mengikuti vaksinasi COVID-19,” harap Komang. Komang mengatakan, untuk ASN kabupaten dipusatkan di Aula La Galigo Kantor Bupati. Sementara ASN kecamatan menyesuaikan.

“Jadwal sudah kita dibagi. Kami mohon Kepala PD mengoordinasi para staf-nya mengunjungi lokasi vaksinasi untuk divaksin. Vaksinasi ini program prioritas pemerintah. Kalau ini gagal, pandemi masih akan panjang,” ucapnya.

Berdasarkan target sasaran, Komang menyebutkan, target terbesar ada di kabupaten, yaitu 1.200 orang. “Saat ini kita fokus dulu di kabupaten, kemudian lanjut ke kecamatan,” terang Komang.

Terpisah, Bupati Lutra, Indah Putri Indriani meminta Dinas Kesehatan segera mengambil langkah-langkah cerdas dan tidak terlalu kaku mengikuti juknis yang ada. Salah satu solusi yang ia tawarkan, menambah atau memperbanyak vaksinator, dengan memaksimalkan 17 dokter internsip yang ada. “Kalau bisa polanya diubah, kunjungan, vaksin dan tinggal. Saya kira 17 dokter internsip sudah dilatih menjadi vaksinator. Ini bisa dimaksimalkan,” ujar Indah.

Sekadar diketahui, Dinas Kesehatan dalam kegiatan vaksinasi menerjunkan 18 Tim Vaksinator di masing-masing puskesmas, termasuk di kabupaten. Setiap tim ada 10 orang, di antaranya petugas verifikasi data, petugas skrining, penyuntik vaksin, petugas observasi, serta petugas pencatatan daring. Masing-masing Puskesmas ada dua Tim Vaksinator yang diturunkan. Bahkan pada pelaksanaan vaksinasi bagi ASN di Aula La Galigo, Dinas Kesehatan menurunkan tiga tim sekaligus untuk mempercepat vaksinasi bagi ASN. (hms)











Pos terkait