PALOPO – Konferensi Cabang (Konfercab) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Palopo menuai polemik.
Pasalnya setelah penetapan kandidat Ketua Umum per tanggal 29 November 2021 yang menetapkan tiga kandidat di antaranya Topan Tamara, Ikhlas Wahyu, dan Muh Yunus, serta lima lainnya dianggap tidak lulus berkas oleh Steering Committee (SC).
Setelah itu salah satu kandidat Calon Ketua Umum, Ikhlas Wahyu mengatakan, Steering Committee (SC) Konfercab HMI cabang Palopo ke XV tidak memberitahukan kepada kandidat terkait penghapusan tahapan debat kandidat dan pemaparan visi sebelum masuk forum pleno.
Diketahui kondisi forum sempat alot semula bertempat di aula Stikes Sawerigading Luwu kemudian berpindah di sekretariat DPD Golkar Palopo pada November 2021 lalu.
“Sewaktu penjaringan bacalon kandidat ketua umum HMI cabang Palopo itu ada tahapan debat dan pemaparan visi misi sebelum masuk ke forum. Tetapi SC dan panitia penyelenggara tetap melakukan lanjutan forum di tanggal 6 hingga tanggal 12 November 2021 dan menetapkan Muh Yunus sebagai Formatur terpilih dengan kondisi hanya 5 komisariat yang hadir dari 12 komisariat, teridiri dari 10 komisariat penuh dan 2 komisariat persiapan,” kata Ikhlas Wahyu dalam keterangannya, Senin (10/01/22).
Menurut Ikhlas Wahyu, saat pemaran visi misi di forum, dirinya memasukkan surat komplain atau gugatan ke pihak SC, presidium sidang, dan pengurus cabang yang ditembuskan ke Badko HMI Sulselbar dan PB HMI dan sampai hari ini belum ada jawaban gugatan secara tertulis dari PB HMI.
Kemudian Efek dari itu juga, kandidat lain, Topan Tamara melakukan Konfercab lanjutan di Masamba pada 25 Desember 2021 yang mengklaim dirinya aklamasi dengan kondisi dihadiri 4 komisariat dari total 12 komisariat di bawah naungan HMI Cabang Palopo.
“Ini menjadi preseden buruk di tubuh HMI ketika PB HMI mendiamkan polemik ini secara berkelanjutan. HMI merupakan organisasi mahasiswa (Ormawa) tertua di Indonesia jadi idealnya kita menjadi contoh yang baik dan memperlihatkan sistem demokratis HMI yang mengedepankan asas jujur dan adil,” tambahnya.
Lebih lanjut, John sapaan akrabnya mengatakan, ajang Konfercab yang dilaksanakan pada setiap periode itu seharusnya merupakan forum konsolidasi komisariat yang tersebar di beberapa perguruan tinggi di Kota Palopo dan Luwu Utara.
“Tetapi faktanya, ada oknum yang terkesan memaksakan dan tidak melibatkan seluruh komisariat dalam bermusyawarah yang melahirkan kesepakatan,” tandas Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unanda ini. (rls)