DPRD Palopo Temukan 275 Ton Beras Impor Asal Myanmar di Gudang Bulog

Komisi C DPRD Palopo melakukan sidak ke gudang Bulog, Selasa (17/12/2024).

PALOPO — Komisi C DPRD Palopo melakukan sidak ke gedung Bulog yang berada di Kecamatan Bara, Selasa (17/12/2024).

Rombongan dipimpin Ketua Komisi C, Taming M Somba bersama rekannya, Umar, Bata Manurun, Andi Muh Tazar, Irfan Nawir dan Umar. Hadir juga dari Dinas Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan.

Bacaan Lainnya

Taming dalam kesempatan itu menyampaikan kedatangan mereka untuk memastikan kesediaan beras terjamin.

“Kami ingin tahu, bagaimna stok beras yang ada di Bulog. Apalagi ini menjelang natal dan tahun baru,” kata Taming.

Taming juga meminta agar beras yang disalurkan ke masyarakat khususnya yang berkaitan dengan anggaran pemerintah itu kualitasnya baik.

Dalam kunjungan itu, para wakil rakyat tersebut juga menemukan tumpukan beras impor asal Myanmar di dalam gudang. Ini kemudian menjadi sorotan mereka.

“Kenapa ada dari Myanmar, sedangkan beras kita kan melimpah,” tanya Taming.

Taming mengaku akan mempertanyakan hal ini lebih lanjut ke tingkat atas. Menurutnya, pemerintah harusnya mengutamakan beras lokal.

“Kalau saya secara pribadi ini, mohon maaf. Mending kita hadirkan produk lokal ketimbang dari Myanmar. Tapi ini karena kebijakan nasional, karena kalau kita impor kasian petani kita. Kita ingin petani kita lebih hidup, saya ini anak petani jadi saya tahu bagaimna kita di cekik oleh tengkulak,” beber Taming.

Menanggapi hal itu, wakil pimpinan Bulog Cabang Palopo, Viona Cheria menjelaskan stok beras aman hingga satu tahun ke depan. Mengenai beras impor asal Myanmar, pihaknya mengaku hanya menerima kebijakan dari pusat.

“Beras dari Myanmar ini penugasan, tidak rutin. Ini kemarin untuk mengantisipasi karena di awal tahun kemarin itu terjadi pergeseran musim panen akibat perubahan cuaca,” beber Viona.

“Ini (beras Myanmar) stok Bulog. Tapi yang kami prioritaskan untuk penyaluran tetap panen dari masyarakat. Jadi sifatnya hanya mengantisipasi saja,” sambung Viona.

Terkait kualitas beras lokal dan impor dari Myanmar, Viona menyebut kualitas Myanmar lebih bagus karena broken 5, sementara yang beras lokal itu broken 20. Dengan harga yang sama di Rp11.500 sesuai HET. (*)

Pos terkait