Melalui PSRLB, PT Vale Dorong Kemandirian Warga Lokal di Sektor Ketahanan Pangan

CEO PT Vale Febriany Eddy melakukan panen sayur kangkung bersama Koordinator Kelompok Tani Padoe Momoiko, Ameria Sinta.

Luwu Timur— Melalui pengembangan perkebunan organik, Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) PT Vale Indonesia Tbk mendapat apresiasi positif dari masyarakat Suku Padoe yang berada di Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Selasa (10/01/2023).

Koordinator Kelompok Tani Padoe Momoiko, Ameria Sinta mengatakan, melalui pembinaan sektor pertanian yang dilakukan oleh PT Vale, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh. Dimana program sehat ramah lingkungan berkelanjutan ini dimulai sejak 2019, ketika kami bersama masyarakat setempat mendapat pembekaan teknis pertanian ramah lingkungan dari PT Vale.

Bacaan Lainnya

“Dulu kami punya kebiasaan, kalau beli sayuran itu dipilih yang paling bagus, padahal itu proses pertaniannya memakai pestisida yang berbahaya bagi kesehatan. Melalui pembinaan dan pengetahuan dari program pemberdayaan masyarakat dari PT Vale inilah kami sadar, dan mulai mengelola perkebunan organik” jelasnya, Jumat (7/1/2023).

Ameria menjelaskan, saat ini sekitar 40 orang yang didominasi ibu-ibu rumah tangga sudah berkecimpung dalam Kelompok Tani Padoe Momoiko. Dia bercerita, tekadnya beralih mengkonsumsi dan membudidayakan pertanian organik karena sadar akan kesehatan.

“Saat ini Kelompok Tani Padoe Momoiko mengelola 0,5 hektar lahan milik kepala suku, yang merupakan dukungan dari ketua adat Padoe. Dengan sistem pinjam pakai selama 5 tahun, kelompok tani kami membangun demonstration plot (demplot), ucapnya.

“Tentunya, PT Vale juga membantu kami untuk membangun demplot di atas lahan komunitas dengan dukungan Mahola (ketua adat) kami,” kata Ameria Sinta yang juga Sekertaris Dewan Adat Padoe Pusat Wosuponda.

Di lahan tersebut, mereka menanam 15 komoditi, di antaranya kangkung, kacang panjang, buncis, terong, cabe, timun suri dan tomat. “Beberapa sudah kami pasarkan, sementara sebagian besar hasil panen untuk konsumsi rumah tangga anggota kami. Jadi kami bisa berhemat, tidak beli lagi sayuran, ini juga sejalan dengan tujuan ketahanan pangan dari program pemerintah” ujar Ameria Sinta.

Selama kurang lebih tiga tahun mengelola demplot perkebunan Organik, Ameria mengaku mampu meraih omset hingga jutaan rupiah. “Adakalanya kadang kami masih terkendala pupuk dan pengairan. Namun saya bersyukur bisa belajar tentang makanan sehat, sayuran sehat. Plusnya lagi, kami bisa belajar berorganisasi,” ungkapnya.

Dia berharap, PT Vale dapat meningkatkan kerjasama dengan masyarakat adat Padoe. Sejauh ini, menurut Ameria, PT Vale punya andil besar memajukan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya. “Ke depan kami harap tidak sampai di sektor pertanian. Mungkin  di sektor peternakan, seni dan budaya,” katanya.

Sementara itu, Senior Manager Social Development Program (SDP) PT Vale Ardian Indra Putra menyatakan perseroan terus memaksimalkan potensi-potensi pengembangan sumber daya masyarakat di wilayah operasi.

“Kelompok budidaya ketahanan pangan di kelompok Momoiko Padoe ini, termasuk hal yang sama dilakukan bersama kelompok urako Lestari Karunsie & Tambee kiranya, menjadi inspirasi bahwa secara nyata ada peran kearifan lokal yang mampu mengikat keguyuban masyarakat  (modal sosial) sekaligus upaya menjaga lingkungan (ekologi) dan memberi manfaat ekonomi,” tuturnya

Dia menambahkan, kedepannya kiprah kelompok kiranya ini terus berkembang dan inspiratif menggugah masyarakat luas untuk terus memiliki resiliensi terhadap kerentanan penghidupan berkelanjutan sebagai bentuk adaptasi zaman.  Bersama Pemerintah dan para pihak lainnya untuk terus sinergis dan membangun skema kemitraan berjejaring agar saling memberi nilai manfaat serta siap menuju kemandirian pasca tambang, pungkasnya. (*)











Pos terkait